Sabtu, 09 Agustus 2014

PUPUK CAIR


PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PUPUK CAIR
BAB I
PENDAHULUAN



A.              LATAR BELAKANG MASALAH

Pada saat ini sampah menjadi masalah yang sangat pelik yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia. Kota – kota besar, dimana populasi penduduknya padat menghasilkan sampah dalam intensitas yang cukup tinggi. Setiap individu di kota menghasilkan sampah 0,50-0,65 Kg per orang per hari. Dengan kepadatan 200 kg/meter kubik. Dengan meluapnya sampah di perkotaan akan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan, kota menjadi kotor.
Kota – kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan menghasilkan sampah dalam volume yang cukup besar. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang cukup besar dan padat. Akibatnya terjadilah penumpukan sampah yang sangat mengganggu daerah  pemukiman penduduk.
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya. Bahkan sampah bisa berasal dari puing – puing bahan bangunan dan besi – besi tua bekas kendaraan bermotor. Jadi sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai.
Selain pemukiman di kota, sampah juga di hasilkan dari pedesaan. Umumnya sampah pedesaan sebagian besar berasal dari lahan pertanian berupa sampah organic dan sampah rumah tangga. Sampah organik bis berupa jerami padi, sekam padi, sisa sayuran ataupun dedaunan.
Dalam hal ini perlu sekali kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, dan kalau perlu membantu dalam memproses mengurangi sampah yang melimpah.
Bahan organic yang berasal dari tumbuhan maupun hewan merupakan bahan baku yang bagus untuk pupuk organik. Selain harganya murah dan tidak merusak lingkungan, proses pembuatannya pun mudah dan simple. Produk jadi yang dihasilkan dari pengolahan limbah atau sampah organic dapat berupa pupuk cair, pupuk padat, pakan ternak atau pestisida organic.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut yang mendorong kami untuk melakukan penelitian memanfaatkan limbah sampah. Kami mencoba mengolah sampah dari rumah tangga yang berupa sisa sayuran atau daun, kulit buah atau buah yang busuk menjadi pupuk organic cair.

B.        BATASAN MASALAH
Penelitian ini kami batasi pada proses pembuatan limbah sampah organic dengan bahan sisa sayuran dan kulit buah atau buah yang membusuk, dengan mengumpulkan dari limbah rumah tangga setiap anak pada kelompok kami.

C.              RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang mendasari penelitian kami adalah :
  1. Bagaimana cara dalam mengatasi penumpukan sampah organic sebagai bahan organic yang lebih bermanfaat?
  2. Bagaimana proses pembuatan pupuk cair organic yang benar?

D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian kami lakukan bertujuan :
1.      Memanfaatkan sampah organic yang diolah dalam bentuk lain, sehingga menambah nilai guna sampah organic tersebut.
2.      Menemukan ukuran dan waktu yang tepat dalam pembuatan pupuk cair sehingga prose fermentasi dapat berhasil dngan baik.

E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian yang sederhana ini kami berharap dapat :
  1. Menemukan ukuran yang tepat dalam pembuatan pupuk organik yang murah dan aman bagi lingkungan.
  2. Menggalakkan penggunaan pupuk oganik pada tanaman buah, Karena hasil tanaman aman bila dikonsumsi manusia.
  3. Berguna bagi Dinas Pertanian, untuk menggalakkan para petani dalam penggunaan pupuk organic.
  4. Menemukan  bahan – bahan organik yang pas dan cocok dalam proses ini.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.  LIMBAH SAMPAH
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, rumah makan, hotel, industri, atau aktifitas manusia lainnya. Jadi sampah merupakan hasil sampingan dari aktifitas manusia yang sudah tidak terpakai.
Berdasarkan bahan asalnya sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Di Negara yang sudah maju sampah dipilah menjadi tiga yaitu sampah organik, nonorganik dan B3.
Sampah organic adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik di bagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering. Sampah organik basah dimaksudkan mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, seperti kulit buah dan sayuran. Sampah organik kering adalah bahan organik yang kandungan airnya kecil, seperti kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
Sampah anorganik adalah sampah yang bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini berasal dari bahan yang bias diperbaharui dan bahan yang brbahaya sera beracun, seperti bahan yang terbuat dari plastic dan logam.
Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya jenis sampah ini mengandung merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi.




B.  KOMPOSISI SAMPAH
 Pada umumnya bagian sampah terbesar dari sampah kota adalah bahan orgsnik (sampah basah) yang mudah busuk atau mudah diuraikan. Bahan ini berjumlah sekitar 60-75 % dari total volume sampah, sisanya berupa sampah anorganik. Sampah pedesaan seperti sampah kota, jenisnya didominasi sampah organik. Sumber sampah tersebut berasal dari rumah tangga, areal pertanian, perkebunan dan peternakan.

C. SAMPAH ORGANIK
Smpah organic biasanya berasal dari limbah dapur rumah tangga, limbah restoran, hotel, dan lainnya. Sampah ini banyak mengandung air, serat dan senyawa komplek lainnya.
Bahan organik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan merupakan bahan baku yang bagus untuk pupuk organik, karena proses pengolahannya mudah.
Bila jenis sampah organik dibiarkan atau terlambat diolah akan mengalami proses pembusukan. Senyawa sulfat yang ada dalam sampah diproses menjadi sulfida oleh bakteri pembusuk. Secara alami proses ini mereaksikan laktat menjadi asetat, sulfide, air dan CO2 . Ion sulfida akan bereaksi dengan H+ dan Fe+2  menjadi H2S dan FeS berupa cairan hitam berbau busuk.
Kelebihan pupuk organik dengan pupuk anorganik adalah:
  1. mengandung unsure hara makro dan hara mikro lengkap, tetapi dalam jumlah sedikit.
  2. Dapat memperbaiki struktur tanah.
  3. Memperbaiki kehidupan mokroorganisme dalam tanah.
  4. Aman bagi lingkungan.
  5. Tidak meninggalkan residu dalam tanaman sehingga hasil tanaman aman bila dikonsumsi manusia.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode observasi (pengamatan), dengan memanfaatkan proses fermentasi anaerob.

C.  JENIS SUBJEK PENELITIAN
Objek penelitien ini adalah sampah organic rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di laboratorium SMA Negeri 2 Bojonegoro, dan dilaksanakan pada tanggal 18 Juli – 28 Agustus 2010.

D.  BAHAN DAN ALAT
  1. Bahan percobaan adalah sisa sayuran dan buah – buahan. Jenis sayuran wortel, kol, labu, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, mangga dan lainnya. Bahan ini mudah terdekomposisi, dan kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan bahan organic yang bergetah dan tidak baik untuk bahan baku pupuk organic adalah dammar, pinus, daun bambo serta tanaman tembakau.
      Sampah organic……………………………….. 1 kantung beras ukuran 25 Kg
  1. Cairan molase, …………………………………………………………500 ml. cairan molase di buat dengan perbandingan 1:1 antara air dengan gula, missal, untuk membuat 500 ml molase diperlukan 500 gr gula pasir/merah dan air bersih 500 ml. Dari jumlah molase yang didapat, diambil sebanyak yang dibutuhkan, sedang sisanya dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya.
  2. air bekas cucian beras, sebaiknya cucian pertama ………………………..1 lt
  3. air kelapa yang sudah tua………………………………………………….1 lt
  4. air bersih …………………………………………………………………. 1 lt
NB : Tidak deperkenankan menggunakan air ledeng karena mengandung kaporit,                           kaporit bias menghambat bahkan mematikan pertumbuhan mokroorganisme

PERALATAN
1.            Ember plastic ukuran 20 liter yang tertutup. Ember tidak boleh terbuat dari seng atau logam yang mudah berkarat.
2.            Karung beras berukuran 25 Kg yang terbuat dari serat atau karung yang berpori.
3.            Gayung 1 buah..
4.            Tongkat kayu sepanjang 50 cm.
5.            Sarung tangan.
6.            Masker
7.            Tali raffia
8.            Beban ( batu, kayu dsb)

E.   PROSEDURE PENELITIAN
1.      Gunakan masker dan sarung tangan untuk persiapan.
2.      Masukkan sampah organic ke dalam karung beras dan tekan sampai padat.
3.      Ikat karung beras tersebut dengan tali raffia.
4.      Masukkan air kelapa, air bekas cucian beras, molase & air bersih ke dalam ember.
5.      Aduk dengan tongkat sepanjang 50 cm
6.      Masukkan karung yang berisi sampah ke dalam larutan tersebut.
7.      Letakkan beban di atas karung, agar karung tidak terapung.
8.      Tutup ember dan diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
9.      Simpan selama 7 sasmpai 10 hari, setelah proses fermentasi selesai, buka penutup ember.
10.  Setelah itu angkat karung berisi sampah organic dan pisahkan. Sisa sampah dalam karung dapat digunakan kompos.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENGAMATAN :
1.      Pada saat 7 hari, warna putih belum begitu tampak. Tapi setelah 10 hari warna putih di permukaan tampak banyak, timbul bau khas yang menyengat, dan warna larutan coklat kekuningan. Warna putih merupakan mikroorganisme, bau yang khas menyengat adalah H2S (gas asam sulfide), sedangkan warna kuning kecoklatan pada larutan adalah FeS (besi II sulfide).
2.      Setelah didiamkan selama 4 minggu, dengan ember masih dalam keadaan tertutup, ternyata bau menyengat berkurang, gumpalan putih masih ada.
Dari hasil pengamatan tersebut maka proses pembuatan yang terbaik adalah selama 10 hari, pada saat itu fermentasi mencapai optimum dengan ditandai terbentuknya jumlah mikroorganisme yang banyak dan untuk menghilangkan bau menyengat dapat dilakukan dengan menutup kembali ember selama 4 minggu, karena pada saat itu proises fermentasi berkurang.
            Setelah 4 minggu, maka ember dapat dibuka, dam pupuk cair organic dapat digunakan. Agar bau dapat hilang mak di beri campuran pandan wangi atau daun sereh yang ditumbuk dan di campur air secukupnya.
            Pupuk cair organic ini bisa langsung digunakan dengan cara disiramkan ke tanah atau disemprotkan ke daun tanaman. Kedua cara itu bisa dilakukan secara bersamaan.
            Pupuk organic dapat langsung disemprotkan ke daun, agar lebih effektif, penyemprotan dilakukan ketika matahari sudah terbit agar zat hara yang terkandung dalam pupuk dapat langsung digunakan untuk proses Fotosintesis oleh tanaman.
            Dosis yang digunakan untuk aplikasi penyemprotan adalah 100 : 1, misalnya 500 ml air dicampur dengan 5 ml pupuk cair organic.
            Pupuk cair organic juga dapat langsung disiramkan pada akar tanaman, sedangkan dosis yang dipakai yaitu 500 : 1, artinya 5 liter air bersih dicampurkan dengan 10 ml pupuk cair organic.
            Dalam satu resep pembuatan pupuk cair organic dapat menghasilkan kurang lebih 8 liter pupuk cair organic.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  KESIMPULAN
1.    Pupuk organic cair yang berasal dari limbah sampah pembuatannya mudah dan sangat sederhana.
2.    waktu proses fermentasi, agar dapat berhasil di perlikan 10 hari, dengan ditandai bercak warna putih dengan jumlah banyak, dan warna larutan kuning kecoklatan.
3.      satu kali ramuan dengan ukuran, sampah organic 1 sak beras ukuran 25 Kg, 500 ml Molase, 1 liter air bekas cucian beras, 1 liter air kelapa yang sudah tua, air bersih 7 liter akan menghasilkan 8 liter pupuk cair organic.
4.      proses fermentasi dapat berlangsung, bila menggunakan air sumur, tidak diperkenenkan yang mengandung kaporit.

SARAN
  1. Perlu adanya sosialisasi pembuatan pupuk cair organic, di perkoyaan maupun pedesaan, guna peduli terhadap lingkungan hidup.
  2. Gunakan pupuk organic, karena pupuk tersebut tidak meninggalkan residu pada tanaman, sehingga hasil tanaman aman apabila dikonsumsi manusia.
  3. Gunakan pupuk organic terus menerus pada tanah, guna memperbaiki struktur tanah dan aman terhadap lingkungan.




DAFTAR PUSTAKA

Indriani, Y.H. 2005. Membuat pupuk kompos secara kilat. Jakarta: PT Penebar                             Swadaya
Higa T dan J.F.Pam. 1997. Effective Microorganism (EM). Jakarta: Indonesia Kyusei Nature Farming Societies.
Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Purwendo S dan Nurhidayat. 2007. Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik. Jakarta: Penebar Swadaya

 Biodata Penulis

Nama                           : HAMZAH NATA SISWARA
Tempat                        : BOJONEGORO
Tanggal Lahir                : 25, JUNI 1995
Sekolah                       : SMA NEGERI 2 BOJONEGORO
Alamat                         : DS. PRAMBATAN KEC. BALEN KAB. BOJONEGORO
Agama                         : ISLAM
Hobi                            : PAINTING
Cita – cita                    : INSINYUR PERMINYAKAN
Motto                      : “HIDUP INI UNTUK MERAIH SUKSES, SUKSES DAPAT     DIRAIH DENGAN BELAJAR DARI KEKALAHAN”
Nama Wali                  : SOLIHIN
Pekerjaan Wali            : TANI
           

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar