Sabtu, 09 Agustus 2014

Cerpen lilin kecil



Nama               : Hamzah Nata Siswara
NIM                : D14130026
INSTITUT PERTANIAN BOGOR






Lilin Kecilku akan Terus Menyala
Karya Hamzah Nata Siswara
            Dunia telah mempertemukan dua insan mulia yang sangat dekat dengan diriku bersama kasih sayangnya, dengan dekapan hangatnya, dengan suara lembutnya yang menidurkanku, dengan senyumnya yang menghiburku, dengan matanya yang meyakinkanku dan segala yang beliyau miliki adalah untukku. Dialah ayah dan ibuku. Tepatnya tanggal 25 Juni 1995 aku melihat terangnya dunia ini setelah sembilan bulan aku dijaga oleh sang bunda di rahimnya. Mereka adalah kedua orang tua yang sangat hebat bagiku, bagaikan pecahan logam yang mengekalkan diriku dalam kebahagiaan dan kenyamanan suasana. Tak ada lagi berlian dan mutiara yang lebih berharga bagiku dibandingkan dengan mereka.
            Darah Jawa dan Sunda menyatu dalam tubuhku, mengalir di nadiku dengan lembutnya. Mengalir setiap hari dengan penuh kehangatan dan kasih sayang Tuhan. Aku percaya bahwa suatu saat nanti Tuhan akan memberi hadiah yang setimpal kepada orang – orang yang menjalani proses hidupnya di alam yang fana ini. Pastinya hadiah itu berbeda – beda, ada yang mendapatkan kotak emas, kotak perak, kotak perunggu, atau bahkan mendapatkan kotak kosong yang berisi serangga yang menjijikkan. Dan itu semua diberikan Tuhan secara adil dan sesuai dengan perjalanan dan proses hidup insan di dunia.
Ayah dan ibuku memberiku do’a yang diselipkan dalam sebuah nama untukku, “Hamzah” itulah nama yang memiliki arti pemberani, mungkin nama ini diberikan kepadaku agar aku mampu mengarungi dunia dunia ini tanpa canggung, agar aku bisa berlayar di tengah samudera dengan tegar dan agar aku mampu meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa meskipun aku dilahirkan di tengah – tengah keluarga yang memiliki keterbatasan di bidang ekonomi. Ayahku pernah berkata, “jangan pikirkan uang, pikirkan saja masa depanmu”. Sejak saat itu aku mengukir kata – kata itu di otakku. Aku percaya bahwa orang yang mau berusaha akan menemukan jalan terbaik dari Tuhan.
            Kekurangan dari segi ekonomi memang selalu menjadi acuan bagi orang lain untuk menghina keluargaku, tapi bagiku “I don’t care” adalah kata yang pantas untuk menjawabnya. Karena keyakinan yang bulat telah tertanan di batinku, aku percaya bahwa aku akan bisa memperjuangkan nasib keluargaku, memperjuangkan harkat dan martabat yang selama ini aku banggakan. Memang kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah tapi jangan salah, ketika Tuhan telah berkata, “Kun Fayakun” pasti terjadilah yang menjadi kehendak-Nya. Ku tuliskan sebuah tujuan pertamaku yang menurutku ini adalah sebuah titik aman pertamaku, aku ingin menjadi lulusan terbaik di SMA ku dan diterima  sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Aku menuliskannya pada sebuah kertas dan aku menempelnya di sebuah meja kecil dan rapuh yang biasa aku gunakan untuk belajar di kamar sederhanaku. Aku memandangi tulisan itu setiap harinya agar aku selalu termotivasi dan semoga Tuhan memeluk mimpi – mimpi indahku itu
Bermodalkan tekad yang membaja aku menuntut ilmu di SMA, walaupun aku mendapatkan beasiswa dan sejumlah uang yang aku dapatkan dari kejuaraan berbagai lomba di bidang olimpiade maupun karya tulis, 

aku tetap mencari cara agar aku bisa memenuhi kebutuhanku untuk membeli alat tulis, buku pelajaran dan  untuk sarana transportasiku menuju kesekolah yang merupakan kendaraan favorit para pelajar yaitu angkot, kendaraan yang setiap harinya menjadi langganan tetapku. Aku memiliki ide untuk menjual makanan ringan di sekolah, dan aku sudah menjalaninya sejak kelas X di SMA, ide ini berawal ketika salah seorang temanku mengeluh lapar tetapi ia malas untuk membeli makanan di kantin, maklum letak kantin di sekolah kami cukup jauh. Dari penghasilan menjulal makanan ringan di sekolah inilah aku bisa membeli sesuatu untuk keperluanku sendiri secara mandiri.
            Setelah aku menginjak kelas XII di SMAN 2 Bojonegoro, banyak kegiatan akademik yang harus aku lakukan, salah satunya adalah bimbingan belajar yang dilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu aku harus meninggalkan aktifitasku untuk labih berkonsentrasi di Ujian Nasional yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi di waktu itu. Apalagi tahun ini pemerintah menetapkan soal Ujian dengan 20 paket soal dan menggunakan barcode. Sehingga hal ini akan meminimalisir kecurangan yang dilakukan oleh siswa, sehingga aku semakin tertantang dan bersemangat. Apalagi aku tak pernah mengikuti lembaga bimbingan belajar yang diikuti oleh semua teman – temanku, walaupun demikian aku tak merasa canggung untuk menghadapi Ujian Nasional tahun ini. Di sela – sela belajarku saat kelas XII SMA ini banyak sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai macam perguruan tinggi negeri maupun swasta. Mereka memaparkan mulai dari jalur masuk, fakultas, kehidupan kampus, sampai di pembayaran yang harus di bayar saat menjadi mahasiswa di sana. Dan biaya yang di paparkan tersebut jauh dari jangkauan keluargaku, dari sanalah aku mulai berpikir bagaimana aku bisa melanjutkan kuliah jika biayanya sebesar itu. Aku tidak mungkin menaruh begitu saja impianku yang telah ku pangkul setiap hari di pundakku, dan aku tidak mungkin menghianati tulisan yang telah ku ukir di meja belajarku.
            Hari senin adalah hari yang rutin selalu diadakan upacara bendera bagi para pelajar di seluruh Indonesia. Kebetulan hari ini guru Bimbingan Konseling di sekolahku yang berkesempatan untuk menjadi pembina upacara, sebutlah ia Bu Septy. Beliau menjelaskan bahwa kelas XII yang ingin melanjutkan keperguruan tinggi tapi terkendala biaya tidak perlu risau dan panik, karena pemerintah melalui kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan bantuan biaya pendidikan  berupa beasiswa Bidik Misi bagi anak yang berprestasi dari keluarga yang tidak mampu. Sejak saat itu aku merasa seperti ada cahaya putih yang sangat terang sedang menerangi hatiku yang sedang redup. Aku kembali dengan semangatku yang membara untuk mewujudkan impianku karena aku punya modal piagam penghargaan yang aku dapat dari berbagai kejuaraan di bidang akademik dan prestasi di raport yang alhamdulillah selalu menempati peringkat tiga besar di kelas. Ketika di buka jalur pendaftaran SNMPTN 2013, sekolah memasukkan nilai – nilai setiap siswanya, setelah itu para siswa di perkenankan untuk memilih perguruan tinggi negeri dan jurusan yang diminatinya. Aku memilih Institut Pertanian Bogor sebagai pilihan pertamaku dengan jurusan Teknologi Produksi Ternak dan pilihan kedua ku jatuhkan di Universitas Brawijaya malang dengan pilihan jurusan yang sama. Setelah itu kami peserta Bidik Misi di himbau untuk segera melengkapi persyaratan online calon pelamar beasiswa Bidik Misi. Aku mengisi persyaratan dengan sabar mulai dari biodata sampai dengan foto – foto rumah sebagai kelengkapan. Semua persyaratan telah terpenuhu dan kini tinggal kulantunkan do’a agar pilihanku mendapat ridho-Nya. Selanjutnya kami harus memikirkan tentang Ujian Nasional.
            Ketika Ujian Nasional sudah semakin dekat aku semakin memperbanyak membuka soal – soal ujian tahun lalu, harapanku soal – soal ujian nanti tidak jauh berbeda dengan soal – soal yang aku pernah baca. Tiba di hari ujian aku semakin memantapkan hati, tak lupa ku mohonkan do’a dari kedua orang tua dan para guru yang telah membimbingku. Ku kerjakan soa demi soal dengan teliti dan penuh kesabaran, dan ternyata harapanku terkabul, soal – soalnya tidak jauh berbeda dengan soal – soal tahun lalu, aku merasa senang dan lancar dalam mengerjakan soal – soal Ujian Nasional. Setelah empat hari masa Ujian Nasional pun usai, do’a dan harapan untuk mendapatkan yang terbaik di waktu pengumuman nanti selalu terucap dalam hati.
            Beberapa waktu telah berlalu dan tibalah masa pengumuman Ujian Nasional 2013, sungguh kuasa Tuhan tiada tandingannya. Saat aku tiba di sekolah untuk melihat hasil pengumuman tiba – tiba aku mendapatkan ucapan selamat dari wali kelas ku. Beliyau berkata, “selamat ya atas prestasimu, kamu berhasil memperoleh nilai tertinggi di SMAN 2 Bojonegoro ini”. Sungguh rasa hati yang bahagia dan seperti terbayarlah mimpi – mimpi ku pertama yang terukur di melja belajarku itu. 
Aku menangis dan bersujud syukur karena Tuhan telah memperkenankan hamba-Nya yang lemah ini untuk menjadi yang terbaik dalam pengumuman hasil Ujian Nasional di sekolah. Dan dua hari lagi menunggu waktu pengumuman SNMPTN 2013, menurut berita di Internet bahwa pengumuman akan di muat di web sekitar pukul lima sore. Hati sudah tak sabar menanti pengumuman yang menurutku ini adalah titik aman pertamaku. Tiba di waktu pengumuman SNMPTN, ku masukkan kode akses yang di minta oleh web untuk membuka pengumuman. Setelah terbuka kuarahkan kursor agak ke bawah dan di sana terdapat tulisan “selamat anda lulus seleksi SNMPTN 2013, perguruan tinggi dimana anda di terima adalan Institut Pertanian Bogor dengan program studi Teknologi Produksi Ternak”. Sujud syukur yang kedua terjadi di warung internet tempat aku melihat pengumuman ini. Terimakasih Tuhan, engkau sungguh mengerti apa yang di butuhkan manusia, bukan apa yang menjadi keinginan saja sebagai manusia. Airmata menetes bahagia, menyambut masa depan gemilang di Institut Pertanian Bogor.




            Saat perpisahan kelas XII di sekolah diadakan, diumumkanlah secara resmi peraih nilai tertinggi Ujian Nasional tahun ini sekaligus dimana siswa di terima di perguruan tinggi di umumkan di atas panggung. Nama ku di sebut, dan aku dipersilahkan untuk naik ke panggung, sungguhbahagia hatiku ketika orang tuaku melihat diriku berada diatas panggung dengan sebuah prestasi dan modal masa depan gemilang yaitu Institut Pertanian Bogor. Proses selanjutnya adalah melengkapi persyaratan daftar ulang dan berkas Bidik Misi, berkas – berkas itu sangat rumit namun aku jalani dengan sabar. Ku bawa berkas itu ke kampus kebanggaanku IPB. Kumulai pengecekan berkas dan wawancara yang dilakukan oleh para dosen IPB. Mulai dari raport, piagam dan berkas lain yang sulit ku jelaskan. Dosen yang mewawancaraiku melihat piagam penghargaanku dan beliau malah bertanya, “mengapa anda tidak masuk IPB dengan jalur prestasi (PIN) saja dek ?”, aku membalasnya dengan senyuman saja, karena aku tidak terlalu paham mengenai jalur itu, yang pasti aku diteriama melalui jalur SNMPTN. Dan perkataan yang paling membuatku gundah adalah ketika bu dosen berkata “jika anda tidak diterima Bidik Misi jangan putus asa ya, tunggu saja pengumumannya nanti sore”, aku mulai berpikir negatif tentang usahaku, tapi siapa sangka ternyata itu hanya sebuah kalimat saja, setelah tiba pengumuman Bidik Misi ternyata di kertasku terdapat tanda ceklist di bagian bahwa lamaran Bidik Misi diterima dan akan dipertimbangkan. Tak terkiranya hati ini bahagia, hanya ucapan terimakasih yang tulus ku berikan kepada kedua orang tua yang selalu mendukungku dan mendoakanku. Terimakasih ayah dan bunda, kini aku akan merajut masa depanku di kampus pertanian kebanggan Indonesia, Institut Pertanian Bogor.

2 komentar: